Transplantasi Karang, Upaya Rehabilitasi atau Merusak Koloni - Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merilis data terbaru status kondisi Terumbu Karang di Indonesia pada tahun 2017. Hasil pengamatan terbaru menunjukkan kondisi terumbu karang di perairan Indonesia perlu menjadi perhatian, khususnya bagi para pecinta dunia bawah air.
Sekitar 35,15 % terumbu karang dalam kondisi rusak, 35,06 % dalam kondisi sedang, 23,40 % dalam kondisi baik dan hanya 6,39 % saja yang kondisinya masih sangat baik. Pengamatan yang dilakukan tersebut tersebar di 108 lokasi dan 1064 stasiun pemantauan di seluruh perairan Indonesia.
Melihat data tersebut sangat sedih rasanya jika perairan Indonesia yang disebut - sebut sebagai salah satu tempat terbaik tumbuhnya terumbu karang tetapi hanya memiliki persentase sangat rendah (6,39 %) untuk terumbu karang dengan kondisi masih sangat baik.
Terumbu Karang Indonesia |
Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan rusaknya terumbu karang di Indonesia, sepert PITRAL (Penangkapan Ikan Tidak Ramah Lingkungan), Perubahan iklim yang sangat drastis, Aktivitas Wisata bahkan kegiatan Transplantasi Karang juga tidak menutup kemungkinan.
Selama ini, kegiatan transplantasi karang dipercaya menjadi salah satu cara ampuh dan tepat untuk me-rehabilitasi terumbu karang yang sudah rusak. Upaya rehabilitasi dengan teknik pencangkokan dengan memperbanyak koloni memanfaatkan reproduksi aseksual ini sudah lama dilakukan di beberapa titik perairan Indonesia. Tujuannya jelas, yaitu memperbaiki kondisi terumbu karang yang semakin tahun semakin menurun.
Lantas, apakah kegiatan yang telah diaplikasikan selama bertahun-tahun ini membuahkan hasil?
Berhasil, jika dilakukan dengan teknik dan cara serta memperhatikan kondisi lingkungan tempat dimana transplantasi itu berada.
Tansplantasi yang benar dan memiliki rencana matang dapat membantu memperbaiki kondisi terumbu karang di Indonesia. |
Lantas kenapa masih ada saja yang mengatakan bahwa transplantasi karang merupakan salah satu penyebab rusaknya karang?
Baca Juga :
Itu sebuah pendapat dan tidak bisa Kita bantah. Barangkali ada riset atau pengalaman pribadi yang menyebutkan seperti itu. Tetapi jika dicermati secara mendalam, pernyataan tersebut ada benarnya.
Sebelum melakukan pencangkokan, dilakukan pengambilan bibit yang ingin di transplantasi. Dalam pengambilan bibit juga tidak sembarangan. Perlu diperhatikan beberapa poin penting seperti, bibit diambil dari koloni karang yang masih baik dan berada di sekitar lokasi dimana akan dilakukan transplantasi. Selain itu kondisi lingkungan juga harus diperhatikan serta teknik dalam mengambil bibit. Artinya dalam pengambilan bibit, dilakukan pengrusakan pada koloni karang yang dijadikan sumber bibit. Koloni karang yang sudah tumbuh baik harus dipotong untuk mendapatkan bibit dengan harapan akan ada koloni baru di sekitarnya.
Pegambilan bibit terumbu karang dengan cara memotong dari koloni karang yang kondisinya masih baik. |
Transplantasi dikatakan sebagai salah satu penyebab rusaknya koloni karang.
Koloni karang baru kemungkinan akan terbentuk jika setelah melakukan transplantasi masih ada perlakuan yang diberikan terhadap bibit tersebut. Jika kegiatan pengamatan/ monitoring dilakukan secara baik dan rutin maka peluang tumbuh koloni baru begitu besar, tetapi jika setelah kegiatan ditinggal begitu saja atau pengamatan dan evaluasi hanya sebagai formalitas dalam kegiatan maka tujuan dari transplantasi mustahil bisa terjadi.
Jika diibaratkan dengan manusia, seorang balita perlu mendapatkan perlakuan yang baik dari si pelaku (Ayah dan Ibu) untuk mendapatkan hasil yang baik. Begitu juga dengan terumbu karang.
Pada hakikatnya kegiatan transplantasi karang sangat membantu meningkatkan persentase kondisi karang baik jika dilakukan dengan aturan dan tahapan yang jelas. Tetapi akan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan semakin terdegradasinya kondisi terumbu karang jika tidak ada rencana tindak lanjut dari kegiatan yang dilakukan. Merusak koloni induk hanya untuk mendapatkan bibit, tetapi bibit tidak dipelihara dan akan mati perlahan.
Kegiatan transplantasi gagal (bibit karang mati)
|
Sebelum melakukan kegiatan transplantasi terumbu karang perlu diperhatikan tujuan awalnya. Apakah hanya sebatas melakukan kegiatan atau benar-benar ingin memperbaiki kondisi karang di lokasi kegiatan khususnya. Agar nantinya tidak terkesan munafik, Berkoar-koar sampaikan Save Our Coral, tapi ternyata dialah penghancur berdarah dingin yang bersembunyi dibalik kegiatan Transplantasi karang yang dilakukannya.(SAS).