Barotrauma Pada Penyelam, ini Penyebabnya
Keindahan dunia bawah air memberikan sensasi yang berbeda. Sensasi bebas melayang layaknya menjadi seorang astronot.Pemandangan indah warna-warni organisme laut memanjakan mata dan memberikan ketenangan.
Foto by Surya |
Selesai melakukan aktifitas penyelaman dan kembali ke-rutinitas sehari-hari, terniat bahkan merindukan kembali melakukan penyelaman (Diving).
Ya, itulah yang dirasakan setelah melakukan aktifitas penyelaman.
Selain memberikan kenyamanan dan kesenangan, kegiatan penyelaman memberikan dampak yang tidak nyaman bahkan bisa berakibat fatal yaitu "Barotrauma".
Barotrauma dapat terjadi apabila aktifitas penyelaman dilakukan tidak sesuai dengan prosedur kesehatan dan keselamatan.
Barotrauma dapat terjadi apabila aktifitas penyelaman dilakukan tidak sesuai dengan prosedur kesehatan dan keselamatan.
Tekanan udara yang ada di-dalam air dan di daratan cukup berbeda.
Tekanan udara yang ada di-sekitar kita akan meningkat ketika menyelam. Tekanan ini akan menghimpit bagian tubuh kita yang berongga, pada umumnya berefek langsung pada rongga hidung, rongga telinga dan rongga dada.
Bahaya, Inilah beberapa Spot Penyelaman Nusa Penida
Tekanan udara di-permukaan laut pada suhu 0 Derajat Celcius pada dasarnya adalah tekanan yang disebabkan oleh berat atmosfir di-atasnya.
Tekanan ini konstan yaitu sekitar 760 mmHg (14,7 psi) dan dijadikan dasar hukum atmosfir (1 ATA).
Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan di-permukaan cairan akan menyebar ke-seluruh arah secara merata dan tidak berkurang.
Pada setiap tempat di-bawah permukaan air, tekanan akan meningkat sebesar 760 mmHg (1 Atm) untuk setiap penambahan kedalaman 10 meter.
Salah satu efek yang umum dirasakan karena perbedaan tekanan dengan bertambahnya kedalaman adalah Barotrauma atau sakit telinga yang memengaruhi telinga bagian dalam, tengah atau luar.
Barotrauma yang terjadi pada telinga bagian tengah inilah yang umum terjadi pada penyelam.
Barotrauma sendiri dapat diatasi dengan melakukan teknik “Equalizing” dan beberapa langkah penanggulangan seperti, naik ke-permukaan air, menghentikan sementara penyelaman, membersihakan telinga dan tentunya yang cukup penting jangan panik.
Sebelum melakukan kegiatan penyelaman, tentunya harus mengikuti pelatihan atau sertifikasi selam.
Pada pelatihan tersebut akan diajarkan cara pemakaian alat sesuai kebutuhan menyelam, cara turun ke-dalam air dengan benar, serta cara membersihkan telinga agar tidak alami cedera dan telinga terasa sakit.
Walaupun demikian, beberapa efek tersebut tidak menyurutkan niat kita untuk tetap melakukan kegiatan penyelaman karena sensasi dan keindahan bawah laut mengalahkan itu semua. Satu kali menyelam, ingin lagi dan lagi melakukannya.(ARP).