-->

Type something and hit enter

author photo
By On
Oleh : Ehdra Beta Masran
Climate CrowdedApakah peningkatan akses wilayah kelola rakyat dapat menjadi contoh mitigasi perubahan iklim? atau

Apakah penguasaan luasan hutan oleh pemerintah dapat meningkatkan kesadaran peningkatan pemanasan global?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi landasan melihat sejauh mana isu pemanasan global telah disadari oleh masyarakat Indonesia. Untuk itu perlu pergerakan perubahan sudut pandang dalam usaha peningkatan climate crowded (kesadaran bersama-sama perubahan iklim).

Pelaksanaan konferensi semua pihak (Conference of the parties COP) ke 25 di Madrid Spanyol 2019, seyogyanya menjadi momentum penyelamatan makluk hidup di muka bumi dalam penanggulangan pemanasan global. Road map yang telah disusun semestinya juga menjadi landasan untuk meningkatkan kesadaran pemanasan global pada level masyarakat, khususnya Indonesia.

Kesadaran Pemanasan global bukan hanya permasalahan pada level internasional, tetapi juga menjadi isu nasional dengan tujuan menurunkan emisi karbon yang menimbulkan pemanasan global.

Langkah tepat yang harusnya difikirkan pemerintah Indonesia adalah mendukung program peningkatan kesadaran pemanasan global. Kesadaran pemanasan global dapat ditunjukkan dengan sebuah komitmen dan langkah-langkah pasti dalam penurunan emisi karbon tersebut.

Langkah ini juga sebagai antisipasi perubahan panas bumi yang terus tidak menentu. Hal ini diperburuk dengan penggunaan sumberdaya non terbarukan dan beralih ke energi terbarukan. Melalui usaha tersebut diharapkan dapat menurunkan emisi gas rumah kaca dari sektor energi kotor seperti batu bara.

Namun karena climate crowded belum menjadi sebuah dasar pada ground level.

Dalam hal ini masyarakat membuat semuanya menjadi sulit, padahal kesepakatan-kesepakatan yang sudah dilakukan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat global dan keberlanjutan lingkungan.

Termasuk perubahan kesadaran system pengelolaan sumberdaya alam di Indonesia.

Selama ini, kesadaran yang masih lemah telah menjadikan masyarakat bukan hanya sebagai aktor penentu, tetapi juga masyarakat telah menjadi korban atas ekploitasi sumber daya alam, khususnya pengelolaan energi kotor yang membuat kekhawatiran pemanasan global yang terus berlanjut.

Hal ini tentu berdampak buruk, serta membuat Indonesia pesimis dan tidak dapat memainkan peran strategis yang menempatkan Indonesia sebagai pengikut kesepakatan dan kepentingan negara maju, tanpa punya protokol yang jelas dalam usaha meningkatkan kesadaran pemanasan global secara signifikan.

Kesadaran pemanasan global juga akan sulit dicapai jika pengelolaan sumber daya hutan, pesisir, laut dan energi masih berorientasi untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Cost besarpun harus dikeluarkan dalam peningkatan benefit yang maksimal.

Minimnya kesadaran membuat Indonesia hanya mengacu pada tujuan negara-negara maju dalam upaya memenuhi kebutuhan mereka.

Untuk itu, kesadaran perubahan iklim harus menjadi fokus utama yang diadaptasi oleh masyarakat awam dengan memperkuat pemahaman dan kemampuan untuk mengatasi dampak perubahan iklim.

Kerugian dan kerusakan (loss and demage) dapat diatasi dengan upaya pemulihan kesadaran perubahan iklim. Peningkatan kesadaran pemanasan global tentu juga akan meningkatkan upaya berdirinya ekonomi hijau yang berkelanjutan., (Ehd). 

Click to comment