-->

Type something and hit enter

By On
Field Trips Tesso Nilo National Park Pelalawan, RiauTaman Nasional Tesso Nilo adalah sebuah taman nasional yang terletak di provinsi Riau, Indonesia. Taman nasional ini diresmikan pada 19 Juli 2004 dan mempunyai luas sebesar 38.576 hektar. Taman nasional ini terletak di Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu.

Beberapa waktu yang lalu, seorang rekan bernama Khaidir berkesempatan menikmati keindahan Taman Nasional Tesso Nilo dan berbagi cerita serta pengalamannya selama seminggu lebih disana.
National Park Tesso Nilo
Khaidir di Taman Nasional Tesso Nilo, Sumber Foto : Khaidir













Cerita dan pengalaman tersebut ingin Saya berikan juga kepada anda semua, mungkin Anda dan saya juga akan tertarik menikmati keindahan Taman Nasional ini.

Awal cerita Khaidir mengatakan bahwa nama Taman Nasional Teso Nilo berasal dari 2 buah nama sungai yakni Sungai Tesso dan Sungai Nilo yang mengalir di Taman Nasional tersebut.

Saya pun tertarik dengan cerita Khaidir dan mulai browsing di internet. Mulai mengetikkan alamat google.com lalu mengetikkan Kalimat Taman Nasional Tesso Nilo.

Dan Saya pun menemukan beberapa informasi berikut.

*Taman Nasional : Kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.

Taman nasional merupakan salah satu jenis kawasan konservasi karena dilindungi, biasanya oleh pemerintah pusat, dari perkembangan manusia dan polusi. Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_nasional

* Teso : sungai tesso * Nilo : sungai nilo

Sungai Tesso dan Sungai Nilo sungai yang melintasi empat daerah kabupaten yakni Pelalawan, Indragiri Hulu, Kampar dan Kuantan Singingi, tepat di bagian inti dan masing-masingnya membelah di bagian tengah wilayah Riau. Sungai Tesso dan Sungai Nilo masuk dalam kesatuan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang tidak terpisahkan dengan Sub-DAS Kampar DAS Indragiri Rokan.

Biodiversity Taman Nasional Tesso Nilo, Sumber Foto : Kahidir
Terdapat 360 jenis flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku, 107 jenis burung, 23 jenis mamalia, 3 jenis primata, 50 jenis ikan, 15 jenis reptilia dan 18 jenis amfibia di setiap hektar Taman Nasional Tesso Nilo. Tesso Nillo juga adalah salah satu sisa hutan dataran rendah yang menjadi tempat tinggal 60-80 ekor gajah dan merupakan kawasan konservasi gajah. Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Tesso_Nilo.

Yang membuat Saya tertarik dari cerita Khaidir ini pada saat Ia menceritakan pengalamannya dekat dengan gajah serta berfoto.

“Tak berani dekat - dekat betul bang, takut kena pijak gajah pula nanti”, seru Khaidir dengan logat Melayunya.

Kawasan Konservasi Gajah

Seperti yang diinformasikan di atas, Taman Nasional Tesso Nilo menjadi tempat tinggal 60-80 ekor gajah dan merupakan kawasan konservasi gajah.

Dikutip dari halaman http://www.reddplusid.org, Pada tahun 2001 pemerintah memutuskan bahwa 165,000 hektar hutan Tesso Nilo harus digunakan sebagai area konservasi gajah. Sayangnya, setiap tahun terdapat setidaknya 23,251 hektar yang digunakan bagi industri kelapa sawit, kertas, dan bubur kertas untuk ekspansi bisnisnya. Sebagai konsekuensinya, jelajah Gajah Sumatera menjadi sangat terbatas dan berbahaya. Dikatakan terbatas karena sekarang mereka memiliki hutan yang sempit untuk tinggal dan mencari makan. Dikatakan berbahaya karena saat mereka menginjakkan kaki di kebun kelapa sawit, mereka akan dilihat sebagai ancaman. Dari total 300 - 320 gajah yang masih hidup di Riau, lebih dari setengahnya tinggal di Tesso Nilo.
Uut sahabat Kahidir di Kawasan Konservasi Gajah, Sumber Foto : Khaidir

Masyarakat di Sekitar Taman Nasional Tesso Nilo

Khaidir melanjutkan ceritanya.

Khaidir bercerita mengenai masyarkat yang ada di Taman Nasional Tesso Nilo. Masyarakatnya terdiri dari masyarakat asli dan masyarakat pendatang dari luar kawasan.

Bersumber dari Repository University Of Riau dengan alamat Web. http://repository.unri.ac.id, secara demografis, desa-desa sekitar kawasan Taman Nasional Tesso Nilo ini dapat dibagi dalam 3 tipologi desa, yakni: desa asli, desa transmigrasi dan desa campuran (mix).

1. Tipologi desa asli dengan ciri-ciri utamanya mayoritas penduduk desa adalah penduduk tempatan atau penduduk asal setempat yang mengklaim diri secara umum bersuku Melayu Riau.

2. Tipologi desa transmigrasi dengan ciri-ciri utamanya mayoritas penduduk desa terdiri dari warga transmigran asal Pulau Jawa. Sebagai desa yang dibentuk secara resmi menjadi desa permanen dengan sendirinya warga desa-desa transmigrasi ini juga telah menjadi penduduk permanen di daerah ini dari hasil program nasional transmigrasi sejak tahun 1970an.

3. Tipologi desa campuran (mix) dengan ciri-ciri utama komposisi penduduknya terdiri atas beragam latar belakang suku yang merupakan campuran antara penduduk yang berasal dari desa-desa asli sekitarnya dan penduduk pendatang yang berasal dari daerah seprovinsi dan dari luar provinsi Riau. Selain penduduk asal Melayu Riau, di pedesaan ini dapat ditemui juga warga suku lainnya seperti Batak, Jawa, Nias, Minangkabau dan lain-lain. Sumber : http://repository.unri.ac.id.


Itulah sedikit cerita Khaidir, yang nanti mungkin akan bercerita banyak mengenai pengalamannya di Taman Nasional Tesso Nilo. Akan saya tuliskan nanti pada tulisan-tulisan Saya selanjutnya.

Semoga Taman Nasional Tesso Nilo dikelola dengan baik oleh pemerintah dan masyarakat demi melindungi serta warisan untuk anak cucu dimasa yang akan datang. (ARP).

Click to comment