-->

Type something and hit enter

author photo
By On
Oleh : Ehdra Beta Masran
Penyelaman dilakukan dengan tujuan tertentu.

Penyelaman yang dilakukan tanpa tujuan dapat dikatakan penyelaman yang “missing obtain” atau bahkan gila

Secara sederhana dapat diartikan dalam sebuah kehidupan manusia tanpa target dan capaian yang terukur.

Penulis ingin bertukar fikiran secara terbuka tentang penyelaman ilmiah berdasarkan sebuah tujuan penelitian. 

Secara global penyelaman ditujukan untuk kegiatan, wisata, Photography, Sport, Rekreasi serta ilmiah.

Khusus penyelaman ilmiah penulis ingin mendeskripsikan dalam ruang dan waktu.

Photo by Penyelam Hitam

1. Metode
Metode ilmiah diperlukan agar dapat menjawab tujuan dari kegiatan tersebut.

Metode ilmiah terstruktur perlu diterapkan untuk menjawab secara ilmiah hasil penelitian.

Metode dikuatkan dengan prosedur analisis ketat dari apa yang menjadi target penyelaman.

Penyelaman ilmiah sederhananya diproyeksikan untuk melihat dan memantau ekosistem ataupun fenomena alam yang terjadi di dalam laut dari sudut tertentu.

Jadi dalam penyelaman ilmiah, metode yang digunakan sangat penting. 

2. Skill
Skill penyelaman ditentukan dari sudut kemampuan penyelam itu sendiri untuk melakukan penyelaman ilmiah.

Skill penyelaman yang dibutuhkan bukan hanya kemampuan pendataan saja, tetapi juga kemampuan selam yang baik dan benar.

Khusus untuk skill dalam penyelaman ilmiah biasanya digunakan teknik “entry kapal”.

Entry kapal sangat penting dikuasi oleh penyelam ilmiah.

Kapal/ boat merupakan kebutuhan mutlak.

Entry dilakukan jauh di tengah laut dan tidak dekat dengan tepi pantai.

Waktu “timing menjadi pertimbangan untuk entry.

Arah gelombang dan pergerakan kapal harus diwaspadai.

Keragu-raguan wajib dimusnahkan.

Pada saat “Exit” arus dan gelombang juga menjadi perhatian khusus.

Dua hal tersebut mempengaruhi pergerakan penyelam dan kapal/ boat.

Penyelam wajib mendekati kapal/ boat dan kemudian berusaha mencapainya.

Ingat” jangan melewati daerah belakang kapal/ boat karena baling-baling kapal mengancam keselamatan.

Control “buoyancy yang baik juga mutlak dikuasai

Buoyancy yang baik akan mempermudah penyelam, memposisikan pengamatan dengan target research.

Penguasaan buoyancy dengan gaya “helicopter” sangat membantu.

Buoyancy mempermudah penyelam peneliti dalam mengatur faktor lingkungan.

Kecepatan arus bawah laut dapat menyebabkan penyelam tidak seimbang dan berpotensi gagal fokus dalam pengamatan.

Object Khaidir air Photo by Penyelam Hitam


3. Pengetahuan Ilmiah 
Pengetahuan dengan cakupan luas dan spesifik memberikan hasil yang baik dalam skala penyelaman ilmiah.

Pengetahuan terkait kondisi penyelaman umum serta mengenai ekosistem lengkap Kelautan.

Bukan hanya pengetahuan pengidentifikasian terumbu karang, tetapi juga substrat batimetri perairan dasar, spesies ikan dan non ikan.

Kemampuan identifikasi “avetebrata” juga dibutuhkan sabagai sumber target data.

Perlu sebuah "disruption" (perubahan yang terjadi yang mengakibatkan ilmu lama tertinggal, perlu diperbaharui).

“Disruption” mengakibatkan pengetahuan berkembang dan dapat diaplikasikan dengan baik saat penyelaman ilmiah dilakukan.

Reef Healthy Monitoring Nusa Penida with CTC photo by Marthen Welly 

4. Alat
Peralatan yang digunakan meliputi “equipment scuba dive”  (snorkel, masker, fins, regulator, weightbelltankBCD, kompas, pressure gauge dan deep meter).

Untuk melengkapinya perlu peralatan research tambahan yang di bawa ke dalam air.

Peralatan sederhana seperti kamera, meteran, kaca pembesar, letter water proof, kantong dan gunting potong.

Peralatan ini merupakan “tools” penting dalam setiap penyelaman ilmiah.          

5. Pengolahan Data
Seorang “scientist” melakukan pengolahan data berdasarkan visualisasi yang dibutuhkan.

Data hasil “collecting di re-list ke dalam sebuah form yang disiapkan.

Re-list sebaiknya dilakukan setelah melakukan pendataan.

Jangan ditunggu setelah kegiatan berakhir.

Jadi, jika terjadi data missing point masih dapat diperbaiki.
   
6. Menulis
Hasil analisis data dituangkan dalam bentuk tulisan.

Tulisan dapat berupa Tulisan Ilmiah, Laporan Hasil Research, jurnal, artikel dan beberapa jenis platform tulisan.

Hal ini penting, karena ini merupakan tahapan visualisasi hasil.

Bukan hanya dapat mempersiapkan kegiatan hingga pelaksanaan, tetapi juga dapat menampilkan sesuai dengan apa yang dibutuhkan.   

7. Publikasi
Publikasi menjadi aksi akhir dari penyelaman ilmiah.

Publikasi bisa melalui beberapa “jurnal ilmiah” ataupun non ilmiah.

Selain menjadi akses pengetahuan, publikasi juga sebagai sarana autobiografi diri penyelam itu sendiri.

Indonesia membutuhkan banyak hasil research untuk mendukung dan diiplimentasikan oleh stakeholder.

Publikasi dapat teruskan untuk mendukung pengetahuan yang terbuka bagi seluruh rakyat Indonesia.  

Semua pembahasan tulisan ini bukanlah semata-mata cara penulis untuk menggurui, khususnya penyelam yang mendalami berbasis research scientific bawah laut.

Banyak penyelam yang memiliki kemampuan lebih dari pada kemampuan yang dimiliki penulis.


Namun tulisan ini lebih kepada aplikasi penulis dalam memperbaharui ilmu lama, agar ter upgrade kembali. (EHD).

Click to comment