-->

Type something and hit enter

By On

13 Kesalahan ini Sering dilakukan Penyelam Pemula

Kegiatan penyelaman dapat dilakukan oleh siapa saja, namun tentunya dengan standar dan prosedur yang benar.
Foto by Divemanajemen 











Bagi kamu yang baru mengenal dunia penyelaman mungkin bahkan juga melakukan beberapa kesalahan yang lazim terjadi berikut ini.

Untuk informasi dan meminimalisir kesalahan-kesalahan yang umum terjadi pada aktifitas penyelaman kamu, mari simak!

Baca Juga :

Kesalahan-kesalahan yang akan saya informasikan ini berdasarkan pengalaman pribadi saya dan pengalaman pribadi beberapa penyelam yang saya temui.

no. 13 : Mengabaikan Dive Safety Stop

Dive Safety Stop merupakan prosedur penting pada kegiatan penyelaman.

Nitrogen akan masuk dan terkumpul dalam darah serta jaringan tubuh penyelam pada saat menghirup udara dari tabung selam.

Peningkatan atau kelebihan kandungan nitrogen dalam darah berbanding lurus dengan tingkat kedalaman dan lamanya waktu penyelaman.

Kelebihan nitrogen mulai larut ke jaringan tubuh penyelam saat penyelam naik ke perairan yang lebih dangkal sebagai akibat dari penurunan tekanan pada tubuh oleh lingkungan sekitar.

Jika kita naik ke permukaan air terlalu cepat, berisiko membentuk gelembung di jaringan dan pembuluh darah sebagai akibat perbedaan tekanan yang berlebihan.

Sama seperti saat mengocok botol soda sebelum membukanya.
Foto by Divemanajemen 
Nitrogen yang terperangkap sangat berbahaya dan secara berkelanjutan menyebabkan Penyakit Dekompresi.

Dive Safety Stop sangat disarankan dan diwajibkan setiap akan mengakhiri kegiatan penyelaman.

Dive Safety Stop dilakukan dengan cara berhenti sejenak selama 3-5 menit pada kedalaman 5m sebelum muncul ke permukaan air.

no. 12 : Ugal-Ugalan

Penyelaman sangat berbahaya jika dilakukan tidak sesuai dengan prosedur.

Meskipun telah memiliki lisensi penyelaman, sering penyelam pemula melakukan kegiatan penyelaman tidak sesuai dengan prosedur penyelaman.

Penyelam pemula melakukan penyelaman sekehendak hati karena ketagihan menyelam. Tidak memperhitungkan jeda waktu penyelaman, kondisi lingkungan-cuaca pada saat menyelam dan lain sebagainya.

Bisa dikatakan penyelam pemula tersebut “ Ugal-ugalan”.

no. 11 : Lalai Terhadap Peralatan

Nyawa dan keselamatan penyelam di bawah permukaan air bergantung pada peralatan yang digunakannya.

Kelengkapan dan kesiapan peralatan utama penyelaman harus benar-benar diperhatikan, terutama regulator, BCD, masker, fins serta udara dalam tabung selam.

Adakalnya peralatan yang digunakannya tidak “Ready” namun tetap dipaksakan melakukan penyelaman yang pada akhirnya berakibat fatal.

Dilain kasus karena panik dan permasalahan yang terjadi pada saat menyelam sering peralatan yang digunakan tercecer.

no. 10 : Lupa "Buddy"

Istilah “buddy” tidak bisa dipisahkan dari kegiatan penyelaman.

Buddy atau dive-buddy secara umum berarti partner untuk saling ‘menjaga diri’ mulai dari sebelum masuk ke perairan, di dalam perairan dan setelah penyelaman.

Tugas buddy adalah untuk memeriksa kesiapan dan kelengkapan peralatan rekan penyelamnya.

Seorang penyelam harus selalu berada dalam jarak pandang buddy nya, begitu pula sebaliknya.Tujuannya untuk saling menjaga dan saling mengawasi.

Never Dive Alone.

Kegiatan penyelaman tidak direkomendasikan untuk dilakukan sendirian.

Banyak penyelam pemula yang menganggap sepele dengan sistim buddy.

Pada awal turun ke bawah permukaan air memang dilakukan secara bersama-sama namun setelah berada di bawah air dan menikmati keindahan dunia bawah laut, penyelam pemula akan asik dengan dirinya sendiri serta lupa untuk saling mengawasi.

Akibatnya sering penyelam pemula lupa dimana buddy nya dan tidak jarang terpisah.

no. 9 : Terlalu Pede

Dunia bawah air adalah dunia yang asing bagi setiap individu penyelam, karena bukan tempat hidup manusia. Manusia ditakdirkan hidup dipermukaan air atau alam terbuka.

Setiap individu sama-sama belajar untuk dapat memahami kondisi bawah air dan berusaha menyamankan diri jika berada di bawah air.

Tidak ada yang lebih baik dan terbaik.

Kenyamanan dan keahlian pada dasarnya didapatkan dari pengalaman dan kebiasaan. Tentunya penyelam yang lebih dahulu masuk ke dunia penyelaman lebih paham mengenai seluk-beluk dan tehnik penyelaman.

Penyelam pemula biasanya sering merasa lebih baik dari penyelam lainnya. Seolah-olah lebih paham dengan dunia penyelaman.

Akibatnya, penyelam tersebut kurang menghargai orang disekitarnya.

no. 8 : Lupa Tujuan Penyelaman

Kegiatan penyelaman yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan tertentu.

Tujuan penyelaman yang dimaksud dapat berupa hanya berwisata menikmati keidahan bawah laut, tujuan penelitian ilmiah, pekerjaan, rescue, penyelamatan lingkungan dan lain-lain.

Setelah berada di bawah perairan individu penyelam "Lupa" dan melakukan aktifitas yang seharusnya tidak dilakukan, seperti merusak lingkungan bawah air, membuat tulisan-tulisan dengan mengukir batuan dasar perairan, mengusik ketenangan organisme laut, membuang material-material asing.

no. 7 : Kehilangan Orientasi

Kehilangan orientasi yang dimaksud adalah individu penyelam secara tiba-tiba tidak mengenali lingkungan disekitarnya pada saat menyelam.

Kehilangan orientasi tersebut dikarenakan efek “vertigo”.

Penyelam merasa pusing seakan-akan sekelilingnya berputar-putar.

Penyebabnya adalah pecahnya gendang telinga akibat perubahan tekanan di dalam air secara tiba-tiba. Keseimbangan penyelampuin akan terganggu.

Penyelam pemula yang melakukan kegiatan penyelaman terburu-buru dan tidak menguasai teknik equalising umumnya akan mengalami hal ini.

no. 6 : Terburu-Buru

Ketenangan merupakan sikap yang paling utama dalam penyelaman. Dengan ketenangan maka penyelam lebih mudah berfikir dan bergerak di dalam air.

Biasanya sebelum masuk ke dalam perairan, tim penyelaman akan brifing terlebih dahulu.

Momen brefing ini dimanfaatkan untuk mengatur nafas secara normal, mengecek kembali kesiapan individu penyelam dan peralatan.

Pada saat masuk ke dalam air. Lakukanlah tahap-demi tahap prosedur penyelaman sehingga mendapatkan kenyamanan. Mulai dari mengurangi udara BCD secara perlahan, melakukan equalising seiring bertambahnya kedalaman, mask clearing dan lain sebagainya.

Penyelam pemula umumnya melakukan entry atau masuk ke dalam perairan dengan terburu-buru. Udara dalam BCD dikosongkan sekaligus sehingga penyelam pemula tersebut langsung “plong” masuk ke dalam perairan.

Perubahan tekanan akan terjadi secara drastis dan menekan rongga tubuh terutama rongga telinga serta dada.

Perubahan tekanan tersebut membuat penyelam terkejut dan mengisi udara dalam BCD nya dengan cepat yang mengakibatkan naik ke permukaan secara tiba-tiba pula.

Selain ber-efek tidak baik pada individu penyelam, waktu penyelaman yang direncanakan juga akan terganggu.

Begitu juga pada saat akan naik ke permukaan air, lakukan secara perlahan dan tidak buru-buru. Kecepatan naik ke permukaan maksimal 9m per menit. Lakukan dive safety stop pada kedalaman 5m selama 3-5 menit.

no. 5 : Tidak Paham Isyarat

Komunikasi dalam penyelaman sangatlah penting.

Komunikasi dilakukan untuk menyampaikan maksud atau pesan kepada sesama penyelam atau dari leader kepada kelompok penyelam yang dipimpin.

Jika penyelam masih di permukaan air dapat menggunakan suara, namun pada saat di bawah air komunikasi umumnya dilakukan menggunakan isyarat tangan (hand signals).

Dunia penyelaman mengenal lebih dari 50 isyarat yang digunakan namun bisa dipastikan tidak semua isyarat yang bisa dipahami oleh rata-rata penyelam yang ada.

Penyelam pemula biasanya tidak paham dengan isyarat tangan yang disampaikan baik oleh sesama penyelam maupun oleh leader.

Kursus atau pelatihan penyelaman biasaya memberikan materi bahasa isyarat tersebut. Minimal 8 isyarat tangan berikut harus bisa dimengerti atau dipahami oleh penyelam pemula.

#. 1. Telapak tangan menarik garis horizontal di leher. Gerakan seperti ini menandakan adanya masalah.
#. 2. Jari telunjuk dan jempol yang membentuk huruf ‘O’ dan membiarkan tiga jari lainnya menghadap atas. Isyarat seperti ini menandakan ‘Oke’, semua baik-baik saja.
#. 3. Tangan dikepal dengan jempol menghadap ke atas. Bergegaslah naik ke atas atau permukaan laut.
#. 4. Tangan dikepal dengan jempol menghadap ke bawah. Menandakan agar penyelam untuk turun ke bawah atau menyelam lebih dalam.
#. 5. Gerakan satu tangan memotong leher. Isyarat ini diartikan sebagai keadaan bahaya karena kehabisan oksigen.
#. 6. Menunjukkan satu telapak tangan. Isyarat ini artinya 'stop'.
#. 7. Gerakkan jari telunjuk berdampingan. Isyarat ini berarti penyelam harus bergerak bersama-sama hingga berdekatan atau saling bersentuhan satu sama lain.
#. 8. Gerakan tangan menyilang memeluk tubuh. Isyarat ini menandakan penyelam yang merasa sangat kedinginan.
Foto by Divemanajemen 

no. 4 : Lupa Posisi Peralatan

Seorang penyelam menggantungkan keselamatannya pada instrumen atau peralatan selam yang digunakan.

Individu penyelam harus familiar dengan peralatan selam tersebut dan mengetahui posisi serta fungsi masing-masing peralatan.

Mengetahui posisi dan fungsi masing-masing peralatan sangat penting, apalagi dalam keadaan darurat penyelaman atau trouble.

Kesalahan umum yang dilakukan oleh penyelam pemula salah satunya lupa posisi instrumen atau peralatan yang digunakannya.

no. 3 : Tidak Bisa Mengatur Boyancy

Daya apung (kontrol bouyancy) merupakan keterampilan penting dalam menyelam. Penyelam berpengalaman bisa dilihat jika mampu menguasai kontrol bouyancy yang baik.

Sebagaimana kita ketahui bersama, bouyancy setiap individu berbeda-beda. Ada bouyancy negatif, positif, dan netral.

Memang bouyancy dapat dimanipulasi dengan bantuan peralatan yang digunakan penyelam, namun faktor tubuh penyelam yaitu paru-paru adalah adalah alat dasar untuk kontrol bouyancy secara natural.

Kapasitas rata-rata volume paru-paru manusia sekitar 4,6 liter untuk pria dan 3,6 liter untuk wanita. Ketika manusia bernafas dengan normal, perubahan volume paru hanya berkisar 0,5 liter untuk pria dan 0,39 liter untuk perempuan.

Untuk mencapai kondisi bouyancy netral, penyelam menghirup udara secara normal yang akan menyebabkan tubuh naik secara perlahan dan menghembuskan nafas secara normal yang akan menyebabkan tubuh turun secara perlahan pula.

Penyelam pemula pada umumnya belum bisa bernafas secara normal pada saat menyelam. Selain kurang pengalaman bisa juga akibat kepanikan atau bahkan belum menguasai teknik kontrol bouyancy.

Bouyancy yang tidak terkontrol menyebabkan aktifitas penyelaman akan terasa tidak nyaman, cadangan udara dalam tabung cepat habis dan bisa membahayakan individu penyelam serta lingkungan penyelaman itu sendiri.

no. 2 : Tidak Bernafas Secara Normal

Rata-rata kecepatan bernafas orang dewasa adalah 40 kali permenit. Dapat dipastikan kecepatan bernafas penyelam pemula akan meningkat dan melebihi kecepatan rata-rata tersebut bila terjadi kepanikan.

Rasa cemas dan panik bereaksi pada tubuh dengan meningkatnya kebutuhan oksigen.

Kebutuhan oksigen yang meningkat akan meningkatkan kerja jantung untuk memompakan darah ke seluruh tubuh.

Bernafas di bawah permukaan air harus dilakukan seperti keadaan normal di permukaan air sehingga tidak terjadi pemborosan cadangan udara dalam tabung selam.

Dilain kasus, penyelam pemula beranggapan menahan nafas pada saat menyelam akan menghemat ketersediaan udara dalam tabung dan dapat memperlama waktu penyelaman.

Hal tersebut merupakan anggapan atau tindakan yang salah dan jangan dilakukan.

Pada saat menyelam bernapaslah secara normal. Tidak perlu menahannya agar tidak menyebabkan emboli udara di paru-paru.

no. 1 : Panik

Kepanikan sering terjadi pada penyelam pemula. Apalagi disaat menghadapi kondisi nyata penyelaman di laut terbuka.

Sebelum melakukan penyelaman di laut terbuka sudah pasti diajarkan teknik dan pengetahuan penyelaman oleh instruktur selam.

Yang membedakannya, simulasi atau praktek penyelaman dilakukan di kolam renang. Tentunya kondisi di kolam renang berbeda dengan di laut.

Bagi penyelam pemula, kondisi laut yang bergelombang, tiupan angin kencang, pergerakan arus dan kehadiran beberapa organisme laut memberikan tekanan psikologis seperti perasaan cemas.

Perasaan cemas inilah awal dari kepanikan. Tubuh membutuhkan lebih banyak supali oksigen sehingga pola bernafas menjadi tidak normal dan jantungpun berdetak kencang yang akhirnya menimbulkan kepanikan.

Kepanikan akan berlanjut setelah turun ke bawah permukaan air. Tekanan udara yang ada di dalam air dan di daratan cukup berbeda. Tekanan udara yang ada di sekitar kita akan meningkat.

Tekanan ini akan menghimpit bagian tubuh yang berongga, pada umumnya berefek langsung pada rongga hidung, rongga telinga dan rongga dada berupa rasa sakit.

Reaksi awal bila terjadi kepanikan pada penyelam pemula diantaranya, sulit untuk masuk ke badan air dan setelah berada di bawah permukaan air secara tiba-tiba naik ke permukaan.

Kepanikan tersebut bisa diatasi dengan melakukan tahapan penyelaman dengan perlahan, bernafas secara normal, memperhatikan arahan instruktur atau leader serta yakin dan percaya pada buddy ataupun tim penyelaman.

Itu dia 13 kesalahan umum yang dilakukan oleh penyelam pemula. Semoga artikel ini bermanfaat dan memberikan informasi pada kita semua yang ingin belajar menyelam. (ARP).

Download Versi PDF

Click to comment